Jumat, 18 Maret 2022

SADIS


Anastasya Laksani. Semua orang memanggilnya Sani. Gadis kelahiran Medan, 21 November 1999. Dan anak tunggal. Mahasiswi Desain Interior, semester akhir disalah satu universitas swasta di Yogya.

Brian Regan, adalah tunangannya. Sani menjalin hubungan ketika keduanya duduk di bangku kelas 3 SMA. Sejak kelulusan SMA, keduanya menjalin hubungan jarak jauh.. Karena Regan memilih kuliah di Medan.

Sani juga harus LDR dengan kedua orang tuanya, Fredy dan Rossa, juga kedua sahabatnya Bella dan Khalila. Hanya Davin satu-satunya sahabat yang satu kampus dengannya. 

"Sayang aku kangen, kapan kita ketemu," ucap Regan melalui video call

"Kan kamu tau sendiri sayang, semester ini aku lagi sibuk banget”

“Kenapa sih, kamu selalu bilang sibuk-sibuk dan sibuk?” protes Regan

“Ya kamu tau sendirikan sayang, ini semester akhir loh, kamu ngerti dong!”

“Sekarang kamu tuh udah beda,” protes Regan

“Nggak ada yang beda sayang, keadaannya aja yang beda”

“Terserah!!” Regan mematikan sambungan teleponnya sepihak

"Berantem lagi?” Tanya Davin. Sani mengangguk dengan raut wajah sedihnya

"Udah, nggak usah sedih gitu, kan ada gue,”

“Thanks ya Vin. Gue nemuin Pak Sigit dulu ya, mau konsultasi skripsi,” pamit Sani

"Gue temenin ya" tawar Davin, sambil mengunyah sate telur puyuh pelengkap menu sarapannya pagi itu

"Nggak usah, kalau lu nemenin gue, berarti gue harus nunggu lu dulu, sedangkan lu makan aja kayak Putri Solo gitu,"

"Sialan lu San," umpat Davin

Sesampainya di ruangan Sigit, Sani langsung mengkonsultasikan skripsinya dengan serius dan tak lupa membisukan ponselnya. Seuasai konsultasi Sani mengecek ponselnya, dan melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari Olive. Sanipun langsung menghubungi Olive kembali, tapi tidak ada jawaban.

***

Lewat tengah hari, selesai makan siang, setelah mendapat kabar adik Regan ditemukan meninggal saat setelah Olive pergi dengan Tristan, kekasih Olive. Davin langsung mencari keberadaan Sani di warung kelontong milik Kang Johan.

"Kang, Sani tadi kesini nggak?"

"Kesini, Mas, tapi nangis, terus pergi," jelas Johan

"Oke, makasih Kang,"

Davin tertuju mencari Sani ke  Bandara dan benar Davin menemui Sani disana.

***

Sani menangis dipelukkan Regan saat menyaksikan pemakaman jasad Olive.

"Olive, maafin Mas, yang tidak bisa menjaga kamu, Mas janji akan mencari siapa yang telah membunuh kamu," ucap Regan pada nissan Olive

"Gays, pulang yuk, udah sedihnya, kalau kita semua sedih, kasihan Olive," ucap Bella

"Iya, biarkan Olive tenang disana," ucap Davin

Ketika Sani akan beranjak berdiri, Sani jatuh pingsan dan segera dibawa menuju rumah sakit oleh Regan.

"Jadi gimana Dok, keadaan Sani?" Tanya Khalila

"Keadaannya sangat lemah sekali, tidak makan dan syok yang sangat mendalam"

"Saya sarankan untuk dirawat barang kali semalam, sampai keadaannya membaik," sambung Dokter Nita

"Baik Dok, terimakasih," ucap Regan

Tidak lama setelah Sani dipindahkan diruang Flamboyan, Sani sadarkan diri

"San, gimana keadaan lu?" Tanya Bella dan Khalilla

"Sani!" Teriak bahagia dari wajah Davin dan memeluk Sani

"Sayang!" Panggil Khalila pada Davin. Iya, Davin dan Khalila pacaran

"Reflek, bahagia sih," jawab Davin sambil menunjukkan deretan gigi gisulnya. Regan yang merasa jengkel, ia langsung menonyor kepala Davin asal.

***

"Laper nih," celetuk Regan setelah lelah dengan ponselnya

"Gue juga," jawab Bella dan Davin bersamaan

"Yank, laper nggak? Mau apa?" Tanya Davin pada Khalila yang sibuk dengan ponselnya

"Nggak deh, udah kenyang, ini aja aku mules mau ketoilet," jawab Khalila

"Ketoilet dulu ya," pamit Khalila

"Gue dulu, mau kencing," sahut Rega

"Dihh... Gue juga bisa ke toilet luar," jawab Khalila sinis dan langsung keluar menuju toilet

"Sayang, aku keluar bentar ya," pamit Regan setelah keluar dari toilet, pada Sani yang sudah tidur

"Iya sayang, balik lagi bawa makanan banyak ya, aku laper," sahut Davin menirukan suara Sani

"Aduhhh!" Davin mengaduh kesakitan saat Regan menonyornya dan langsung menuju parkiran

Tidak lama kemudian Khalila kembali ke ruangan dengan wajah pucat yang direkayasa olehnya. Khalila berpamitan dengan Davin dan Bella untuk pulang dengan alasan tidak enak badan. Padahal sebenarnya Khalila akan pergi ke taman.

"Aku anterin ya," tawar Davin

"Nggak usah sayang, aku sendiri aja," jawab Khalila

"Iya Lil, biar di anter Davin aja, lu pucet gitu,"

“Nggak papa, gue udah dijemput sopir kok,” dusta Khalilla

"Iya udah, aku anter ke lobby," Davin menggandeng tangan Kalilla menuju lobby. Sesampainya di Lobby Kalilla langsung masuk ke mobil. Setelah kepulangan Khalilla panggilan masuk diponsel Davin dari Regan

"Hallo, Re,"

"Vin, sorry gue dadakan banget ngabarin lu, gue harus pulang karena gue besok harus bimbingan skripsi, tolong sampein ke Sani besok ya," jelas Regan dusta

"Oke deh, good luck, Re,"

"Thanks, Vin,"

"Eh, bro, makanan gimana?"

"Makanan aja lu inget,"

"Laper bro," sahut Davin diiringi gelak tawanya

"Udah, ntar dianter gojek,"

"Oke, bro, thanks," ucap Davin.

Dan Regan langsung menyusul Khalilla ke taman ke hati.

***

Hari ini Sani pulang kerumah bersama Fredy dan Rossa. Sedangkan Regan pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi dengan dosennya yang sempat batal karena insiden Olive. Bella pulang saat subuh, karena akan mengantar ibunya ke Bandung. Davin ada, tapi terlihat terburu-buru setelah menerima panggilan dari Mona.

"Vin, ada apa?"

"Nggak tau, Tante Mona kedengarannya panik banget, gue duluan ya San,"

"Duluan Om, Tante," pamit Davin ke orang tua Sani

"Iya, hati-hati, Vin!" ucap Fredy pada Davin, anak dari kakaknya itit

Setelah sampai di rumah Sani langsung meminta bantuan Lastri menyiapkan bahan-bahan untuk memasak sup daging yang akan dibawa ke apartemen Regan. Sani berencana memasak makan siang untuk Regan.

Pukul 08.30 Sani berangkat ke apartemen Regan bersama dengan sopir kantor papanya.

"Makasih ya, Pak,"

"Iya, Non," sahut Tarjo.

Sani langsung menuju apartemen Regan, saat membuka pintu, Sani terbelalak saat melihat banyak darah dilantai

"Regan," ucap Sani lirih dengan raut wajah ketakutan. Sani mengikuti arah darah itu, yang membawanya pada kamar Regan

"Sayanggg!" Pekik Sani tertahan

Sani langsung menghubungi Davin, tapi tidak dijawab, kemudian Sani meninggalkan pesan suara untuk Davin. Dengan kaki lemas dan tangan gemetar, Sani membuka pintu kamar Regan.

"Lilla!" Teriak Sani histeris setelah membuka kamar Regan, dan melihat sahabatnya terikat dikursi dengan bersimbah darah ditubuhnya. Teriakan Sani membangunkan kedua insan yang tengah tertidur pulas diatas ranjang dengan balutan selimut.

"Kalian," ucap Sani lirih saat melihat Regan dan Bella

"Pembunuh!" Teriak Sani dan langsung melarikan diri, namun Regan berhasil mencengkal tangan Sani

"Aku bisa jelasin,"

"Pembunuh!" Teriak Sani dihadapan Regan. Regan menampar Sani seketika hingga tersungkur dihadapan Bella. Bella langsung menginjak tangan Sani hingga sang empunya mengaduh kesakitan.

"Dengerin penjelasan aku dulu," pinta Regan lembut

"Apa? Bahwa kalian pembunuh sekaligus pengkhianat!" Ucap Sani sinis

Sani merintih kesakitan saat seketika Bella menarik kasar rambut coklat Sani

"Jangan Bell," Cegah Regan saat melihat pisau ditangan Bella.

“Tidak!!!” Teriak Sani saat Bella akan menghunuskan pisaunya.

Saat itu pula Davin datang bersama dengan polisi dan langsung menyergap Bella dan Regan dan membawanya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan kronologi kejadian pembunuhan Khalilla. Dan Sani sebagai saksi.

Flashback

Semua berawal dari kedatangan Khalilla yang tidak disadari oleh Regan. Saat itu, Khalilla mau mengembalikan buku yang dipinjamnya, Khalilla tidak sengaja mendengar percekcokan antara Olive dan Regan dan Khalilla merekamnya.

“Sehat-sehat ya sayang didalem perut Mama," ucap Regan sambil mengelus perut Bella

"Mas Regan, Mba Bella,” panggil Olive

"Olive," keduanya terhenyak kaget melihat kedatangan Olive tiba-tiba

"Perut Mama," ucap Olive mengulang kalimat Regan

"Mas Regan selingkuh?" Tanya Olive. Regan menggelengkan kepalanya.

"Mba Sani harus tau, tentang ini," Olive mengambil ponsel ditasnya dan menghubungi Sani tapi tidak ada jawaban.  Bella yang ketakutan semuanya terbongkar akhirnya Bella menusukkan pisau pada perut Olive

Jlebbb

Bella langsung melemparkan pisaunya ke  sembarang arah karena ketakutan setelah menusukan 2 tusukan diperut Olive

"Olive!" Teriak Regan langsung memeluk Olive

"Kalian jahhh- hat,"

"Sayanggg, aku minta maaf, aku nggak tau lagi harus mencegah dengan apa," tangis Bella pecah melihat Olive sudah tidak bernyawa

Regan segera membawa jasad Olive dan merekayasa kematianva seolah-olah seperti kecelakaan. Regan dan Bella merasa aman setelah mengetahui bahwa Tristan yang menjadi tersangka dibalik kematian Olive. Tapi saat di rumah sakit Regan tidak sengaja mendengar percakapan Khalila dengan Tristan di telpon.

“Iya, Tris, mbak punya buktinya, kamu tenang aja,” tutur Khalilah pada Tristan lewat sambungan telepon

"Oke. Di taman Permata Indah ya, mba tunggu disitu,"

Regan membuntuti Khalilla. Sesampainya ditaman, Regan membekap Khalilla yang sedang  menunggu Tristan hingga pingsan dan membawannya ke apartemen untuk meminta bukti itu. Awalnya Regan meminta baik-baik tapi Khalilla tetap tidak memberikannya.

"Gue kasih waktu 5 menit buat lu,” ucap Regan. Lalu meninggalkan Khalilla

Pada kesempatan itu Khalilla mengambil ponselnya untuk mengirim pesan ke Sani perihal bukti itu. Tapi Regan sudah lebih dulu kembali dan menendang ponsel Khalilla hingga remuk. Dan pesan itu belum terkirim.

“Sekarang kasih bukti itu ke gue,” bentak Regan kehilangan kesabaran

“Nggak! Gue akan bongkar pengkhianatan lu dan Bella!” Teriak Khalilla

Seketika Regan menghajar Khalilla seperti orang kesetanan hingga Khalilla berakhir dengan mencekiknya dengan dasi. Setelah Khalila tidak bernyawa lagi, Regan menyeretnya kedalam kamar dan mengikatnya di kursi. Kemudian Regan menghubungi Bella untuk membantunya membuang jasad Khalila.

Flashback off

Bella dan Regan  terjerat   pasal berlapis yakni Pasal 338 KUHP dan Pasal 351 ayat 1 KUHP dengan ancaman mati atau hidup hidup.

Sani  menangis tidak percaya  setelah mengetahui kebenarannya. Mata hazel yang penuh dengan keteduhan, tutur  lembut, dan sifat sabar Regan mampu menyimpan pengkhianatan tersadis selama ini.  Bella, orang yang sangat dipercaya, orang yang selalu menemani Sani dalam keadaan apapun, hari itu juga mengkhianatinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fitria Ayu Ningsih, nama pena yang aku impikan akan menjadi nama besar bersama karya-karyaku nantinya. Lahir 23 tahun lalu di kota Kasui, Lampung Utara. Seorang yang punya hobi nonton, membaca dan menulis. Si cuek yang menyukai romantis. Jejaknya bisa dilacak melalui akun Instagram @nifiayu79. Kicauannya kadang terselip di akun Facebook Fitria Ayu Ningsih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar